BLC Incubator Ajak Koperasi Menuju Transformasi Digital
KABARKEDIRIRAYA.com| Tulungagung - Business Learning Center (BLC) Incubator mengajak koperasi untuk bangkit dan dapat memberikan kesejahteraan kepada anggotanya melalui transformasi digital. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan segera beradaptasi dengan kemajuan teknologi dengan kepengelolaan sistem digital.
Direktur Business Learning Center (BLC) Incubator Tulungagung, Irfan Aris Setia Asfi'i menuturkan, saat ini jumlah Koperasi di Kabupaten Tulungagung sebanyak 1.438 koperasi dan mayoritas merupakan Koperasi Simpan Pinjam (KSP). Dari jumlah itu, terdapat 771 koperasi yang masih aktif, sedangkan sisanya relatif stagnan.
"Business Learning Center (BLC) Incubator mengajak koperasi untuk segera bangkit dan dapat memberikan kesejahteraan kepada anggotanya," kata Irfan Aris usai menggelar Pembukaan Program Penyelenggaraan Inkubasi Koperasi 2023 yang berkolaborasi dengan Lembaga Inkubator LPDB-KUMKM, Selasa (7/3/2023) kemarin.
Pada era revolusi industri 4.0 saat ini, lanjut Irfan, tantangan dalam pengembangan koperasi antara lain adalah lemahnya sumber daya manusia, tata kelola koperasi yang belum menerapkan Good Cooperative Governance, dan ekosistem bisnis yang belum efektif.
"Masih terdapat koperasi di Indonesia yang belum menerapkan digitalisasi koperasi. Padahal digitalisasi koperasi sangatlah diperlukan untuk mempermudah business process koperasi," tambahnya.
Terpisah, Pengelola Perencanaan dan Program, Divisi Perencanaan LPDB-KUMKM, Dwi Winarto menjelaskan, LPDB-KUMKM merupakan satuan kerja dibawah Kementerian Koperasi dan UKM, dengan tugas utama untuk menyalurkan Pinjaman/Pembiayaan kepada Koperasi. Dari data yang diberikan, tercatat hingga tahun 2023 pihaknya telah menyalurkan sebanyak Rp 15,8 triliun dana bergulir kepada koperasi dan UMKM baik secara langsung maupun melalui lembaga perantara.
Dengan banyaknya kompetitor seperti Perusahaan Fintech di Indonesia yang sudah lebih dikenal masyarakat, proses pengajuan pinjaman melalui Fintech hanya membutuhkan waktu kurang lebih 30 menit dapat disetujui dan cair, sedangkan pengajuan pembiayaan melalui koperasi masih membutuhkan waktu yang cukup lama.
"Oleh sebab itu koperasi harus segera melakukan transformasi digitalisasi koperasi," kata Dwi Winarto.
Selama tahun 2020 s.d. 2023, LPDB-KUMKM melalui Program Lembaga Inkubator telah melakukan kegiatan inkubasi dengan bekerjasama kepada 19 Lembaga Inkubator yang tersebar pada 9 provinsi. Jumlah itu mencatat realisasi pencapaian pendanaan dalam bentuk investasi, pinjaman, dan/atau kerjasama sebesar Rp 23 Miliar pada 74 tenant yang terdiri dari Investasi sebesar Rp 6,1 miliar 9 tenant, pinjaman Rp 7,7 miliar 6 tenant, dan Kerjasama Rp9,2 miliar 59 tenant.
"Tujuannya untuk memberikan fasilitas dalam rangka pendampingan pengajuan Pinjaman/Pembiayaan dana bergulir LPDB-KUMKM dan/atau mendapatkan komitmen Pendanaan berupa Investasi, Pinjaman dan/atau kerjasama," ungkapnya.
Pada tahun 2023 LPDB-KUMKM mengaku telah bekerjasama dengan 10 Lembaga Inkubator yang akan melaksanakan kegiatan inkubasi selama 6 bulan pada periode Maret s.d. September dengan menginkubasi sebanyak 274 tenant yang terdiri dari 105 Koperasi dan 169 UMKM. Dengan target sebanyak 33 koperasi untuk dapat mengakses dana bergulir LPDB-KUMKM dan 102 UMKM mendapatkan pendanaan yang berupa investasi, pinjaman dan/atau kerjasama (offtaker/buyer).
Sebagai tambahan, sebaran tenant loperasi yang dilakukan Inkubasi oleh BLC Incubator tidak hanya diberikan kepada Koperasi di Kabupaten Tulungagung dan sekitarnya, namun secara Nasional yang tersebar di 5 Provinsi meliputi, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sumatera Utara, Sulawesi Utara dan Nusa Tenggara Timur.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut Slamet Sunarto selaku Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Tulungagung dan dihadiri oleh para Narasumber, Lembaga Keuangan Bank (LKB), Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB), Pengurus Koperasi, Pengurus Asosiasi, CEO, Founder, Owner Start-Up.(sa/mbah yo).
Post a Comment